Pada tempat yang disebut rumah
Rumah yang tak lagi utuh
Seorang menangis dalam gelak manis
Bermula tawa perlahan mencekik tangis
Sedang lainnya berada pada kosongnya hati
Pada isak yang tersungkur parah
Merasa sendiri dalam kacaunya marah
Tak lagi bermaknakan bahagia
Sedang jemu bersama setiap detiknya
Teriakan tak ampuh tuk tempuh resah relungnya
Tak mampu menahan luka
Tak ada lagi senyum sepanjang waktu
Semua habis didera haru
Seakan itu salah seorang diri
Yang tanpa tanya
Datang membiru lebam pada pipi
Kini tak ada lagi
Tak ada lagi selain sedu sedan mengada
Beriringan palsunya tawa
Relung jiwa kian menjadi ada
Membakar setiap inginnya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Pulang Tak Lagi Utuh"
Posting Komentar