Lupa pulang!!

Jalan jalan itu mulai berantakan
Diam diantara ribut dan bisu
Terhimpit diantara ingatan laju
Ingin paham namun terambat angan

Perasaan gelisah menusuk kalbu
Membuka sayatan sendu
Enggan mengingat kejadian pilu
Tapi tetap saja merasa ngilu

Sudah pada perasaan muak
Sedang rasa ingin hidup masih merangkak
Samar samar luka masih menganga
Membiru lebam dengan tangan terbuka

Ingatan tak pernah pulih
Memilih sunyi tempat paling aman
Namun lupa jika semua bernuansa arogan
Tidak akan pernah benar benar sembuh

Esok arahnya ke mana?!!

Langkah langkah itu
Tarian di tengah suara gemuruh
Seperti harap yang tak kunjung utuh

Terjun bebas terhempas pilu
Jemari kecil itu 
Sepasang mata, berharap punya tujuan 
Di dekapnya tanpa mengemis belas kasih
Suara tangis itu
Samar samar tertampar kenyataan

Jalannya buntu
Jemari kecil mulai remuk
Terkoyak amarah akan arah tanpa tuju
Tak lagi berharap hidup

Pukul 22:35

Wajah pucat dengan teriakan lantang
Isak di tengah kerumunan tanpa aba aba
Suara suara yang awalnya bisu menjadi nyaring
Mata merah penuh amarah lepas kendali

Sepertinya ruang imaji sudah kalap di dera pilu
Sepertinya pagi kembali di sambut haru
Manusia dewasa bungkam melihat kacau
Tangan membiru membasuh pipi dengan ngilu

Kali ini terlihat begitu ironis dan tragis
Dengan pecahan kaca yang berhamburan
Berharap kepalan tangan tidak menghantam
Membungkuk dengan tangis dan perasaan was was

Gadis mungil itu kembali menaruh asa
Berharap akhir yang sempurna
Lembut, tenang, dan tidak pahit.

“Maaf” untuk gadis mungil

Maaf untuk semuanya

Maaf karna tidak pernah menjadi cukup baik

Maaf membuatmu tidak bisa bersikap manja

Maaf untuk setiap kejadian buruk


Maaf atas setiap inginmu yang terabaikan

Maaf harus membuatmu lebih cepat tanggap

Maaf atas senyum indah dengan mata sembab

Maaf tidak mengerti setiap gemuruh isakan 


Maaf memaksamu tenang di tengah kekacauan

Maaf tak memberi jeda untuk setiap keluh 

Maaf membuat terlibat di setiap kegaduhan 

Maaf untuk setiap diri yang tak mengerti resah


Juga maaf,

Bahkan di beberapa banyak kamu mencoba hal hal yang tidak pernah seperti seharusnya

Ranah Rapuh

Hidup dalam ruang penuh warna
Setiap saat penuh akan kejutan
Berawal dari lahirnya gadis penuh tawa
Seiring waktu melangkah dengan angan


Pada tempat yang di sebutnya pulang

Mulai terlihat ranah penuh dosa akan tangis

Menjerit ingin pulang pada tempat asing

Tanpa peduli sakit mengiris


Pikirnya selalu beranggapan manis

Namun membayang luka teramat parah

Membungkus jiwa penuh amarah

Sampai pada semua terlihat begitu tragis


Bukan ini yang di sebutnya aman

Melainkan tempat jatuhnya segala angan


Tidak ada yang berakhir baik

Selain berdamai dengan diri tanpa sepihak

Melupakan kisah yang selamanya mengiris

Hingga membuat semua terlihat begitu manis

Sebatas Prasangka

Bukan berhenti
Hanya memberi jeda
Agar ekspektasi,
tak membunuh rasa.

Keliru dengan segala sikap 
Entah salah atau benar 
Menyikapi bukan lagi sebatas ingin
Tapi mendorong paksa keadaan 

Sering jatuh sebab angan terlalu jauh
Tanya yang datang mengulang salah
Tapi tak pernah mendapat prasangka
Separah itu mempertahankan asa

Padahal bukan siapa-siapa
Datang hanya sebatas perlu
Senyawa bodoh memberi kesempatan
Bukan malah mematahkan balik

Cara kerjanya begitu tertata
Hingga tampak seakan itu nyata
Bukan akhir yang mencari
Tapi awal yang menutup

Rangkaian Pilu Pada Pandemi

Hari ini dunia kembali rapuh
Musibah datang menyelimuti kalbu
Akal di uji dengan ikhtiar yang mengarah 
Raga di rumahkan dengan semu

Insan mulai bingung dengan jiwa mengembara
Menangis merintih melihat keadaan 
Berita duka semakin mengada 
Kian semakin tak terarah

Yang pudar berangsur hilang
Waktu mendesak untuk mengenang 
Memori Dari bulan ke bulan 
Bahkan untuk tahun ke tahun 
Begitu menghimpit sesak
Saat semua hanya bisa menaruh harap pada jarak

Dan kini
Kembali dua kali lipat 
Rangkaian pilu 
Sebab terjebak pada ingin
Untuk jiwa-jiwa bebas

Yang tidak tahu menahu 
Bagaimana situasi bisa kembali membaik 
Pada bisingnya suara yang bergejolak 
Kembali membungkus haru
Dengan senda gurau palsu

Membawa segala usaha dan upaya 
Agar semua lekas pulih 

Mari berdoa untuk segala kacau
Agar tak lagi bising dengan isak di mana-mana